JEMBER Lintas Nusantara – Dukungan ke Paslon 1 Terus Bertambah, Dukungan ke Paslon 2 Berkurang, Perkembangan Pilkada Jember, Jawa Timur terus mengalami dinamika yang melanda masing-masing pasangan calon.
Kandidat nomor 1, Hendy Siswanto – KH Muhammad Balya Firjaun Barlaman (Hendy – Gus Firjaun) mendapat tambahan dukungan ke Paslon 1. Yakni, relawan mantan Wakil Bupati Jember dua periode 2005 – 2010 dan 2010 – 2015, Kusen Andalas.
Kusen yang juga pernah menjadi Ketua DPC PDIP menggalang relawan untuk semakin memperkuat daya barisan pendukung calon petahana tersebut. Relawan Kusen tampaknya berasal dari basis massa kultur masyarakat abangan.
Bagi Hendy – Gus Firjaun, merapatnya relawan hasil penggalangan Kusen tentu kian menaikkan potensi mendulang suara massa abangan.
Mengingat, Hendy – Gus Firjaun yang di rekomendasi PDIP sudah terlebih dahulu mendapat dukungan dari ribuan personil struktur partai yang kini menjadi mesin politik utamanya.
“Saya datang kesini bersama Gus Firjaun yang artinya hadir dengan kekuatan penuh menyambut relawan Pak Kusen Andalas,” kata Hendy disambut riuh ratusan orang relawan.
Disamping itu, Hendy – Gus Firjaun, bahkan terus bergerak untuk memperluas jangkauan menggaet kantong-kantong suara di basis massa kaum santri.
Terlihat antusiasnya dari geliat kampanye Gus Firjaun yang kemasannya selalu bernuansa tradisi pesantren.
“Justru kampanye saya inisiatif dari permintaan warga. Mereka ingin saya lebih banyak mengisi pengajian, bukan hanya kampanye. Tapi, lebih membahas ilmu keagamaan. Sehingga, hal-hal baik menyejukkan yang tersampaikan,” tutur putra mendiang Rais Aam PBNU KH Achmad Shiddiq itu.
Sedangkan, kondisi kandidat nomor 2, Muhammad Fawait – Djoko Susanto (Fawait – Djoko) sedang bermasalah. Baru saja salah seorang bagian tim pemenangan, yaitu Mochamad Sholeh menyatakan mundur.
Sholeh adalah Wakil Ketua DPC Gerindra Jember yang posisi dalam tim pemenangan berada di tim advokasi. Adapun alasan mengundurkan diri karena merasa diabaikan setelah permintaannya terkait transparansi operasional tidak ditanggapi.
“Apa yang saya tanyakan melalui grup tidak ada jawaban sedikitpun untuk merespon. Padahal, sejak 22 September 2024 saya dan teman-teman dibaiat (disumpah), tapi belum ada rapat apapun. Tahu-tahu ada berita tim hukum sendiri. Lha ini apa? Terus saya apa manfaatnya? Sudah ada tim advokasi kok membentuk tim hukum sendiri?,” ungkapnya bertanya-tanya.
Sholeh bakal menempuhnya jalur resmi berkirim surat ke KPU tentang pengunduran dirinya. Tujuannya agar namanya dicabut dari SK KPU Jember Nomor: 1217 tentang penetapan tim kampanye dan akun media sosial kampanye pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Jember.
Sekretaris Tim Fawait-Djoko, Dima Ahyar, menolak berkomentar lebih jauh menanggapi soal pengunduran diri Sholeh. Dimma ingin meminta penjelasan dari yang bersangkutan sebelum bicara ke media.
“Saya masih belum mendapatkan informasi yang cukup dan klarifikasi. Nanti kalau sudah memperoleh informasi yang utuh dan sebagainya, baru kita bisa menanggapi dan menyikapi,” sergahnya. (Say)