MADIUN, LINTAS NUSANTARA – Inspiratif, Di tengah pesatnya perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia, kisah sukses Wahyu Lestari (30) menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Pengusaha muda asal Madiun ini berhasil mengembangkan bisnis keluarga, Sambal Pecel Bu Pariyem, yang awalnya hanya sebatas usaha warung nasi pecel milik ibunya.
Berkat inovasi, strategi pemasaran modern, dan komitmennya terhadap kualitas, kini produk sambal pecel buatannya telah menjadi oleh-oleh khas yang digemari masyarakat luas, bahkan mulai merambah pasar internasional.
Transformasi dari Warung Pecel ke Produk Oleh-Oleh Modern
Sejak kecil, Wahyu Lestari sudah akrab dengan dunia bisnis kuliner. Ibunya, Bu Pariyem, berjualan nasi pecel di sudut kota Madiun, menyajikan hidangan khas dengan sambal pecel racikan sendiri.
Seiring berjalannya waktu, Wahyu melihat potensi besar dalam sambal pecel ini. Ia pun berpikir, jika makanan khas Madiun ini bisa bertahan lebih lama dengan kemasan yang baik, maka lebih banyak orang bisa menikmatinya, bahkan hingga ke luar kota.
Pada usia 24 tahun, Wahyu mulai serius mengembangkan usaha ini. Ia melakukan riset tentang cara mempertahankan cita rasa sambal pecel tanpa bahan pengawet, sekaligus mencari solusi agar produk lebih tahan lama dan tetap higienis. Dari sini, lahirlah Sambal Pecel Bu Pariyem dalam kemasan modern yang praktis, higienis, dan menarik.
Dengan inovasi ini, ia berhasil mengubah sambal pecel yang dulunya hanya bisa dinikmati di warung nasi pecel menjadi produk oleh-oleh khas yang dapat bertahan hingga berbulan-bulan tanpa mengurangi kualitas rasa.
Strategi Pemasaran Digital dan Ekspansi Pasar
Persaingan bisnis kuliner di Madiun sangat ketat. Ribuan UMKM menawarkan berbagai produk makanan khas, termasuk sambal pecel. Menyadari tantangan ini, Wahyu menerapkan strategi pemasaran digital untuk menjangkau lebih banyak pelanggan.
Ia aktif memanfaatkan platform media sosial seperti TikTok dan Instagram untuk mengenalkan produknya. Melalui video pendek yang menarik, ia menunjukkan cara penyajian sambal pecel, testimoni pelanggan, serta cerita inspiratif di balik bisnisnya. Hasilnya luar biasa. Konten-konten yang ia unggah sering kali viral, meningkatkan penjualan secara signifikan.
Selain pemasaran digital, Wahyu juga menggandeng toko oleh-oleh dan swalayan besar untuk mendistribusikan produknya. Dengan strategi ini, Sambal Pecel Bu Pariyem kini mudah ditemukan di berbagai tempat, tidak hanya di Madiun tetapi juga di kota-kota lain seperti Surabaya, Jakarta, dan Yogyakarta.
Keberhasilannya mengembangkan bisnis ini membawanya pada pencapaian lain. Ia berhasil memperoleh sertifikasi halal dari MUI dan izin edar dari BPOM, yang semakin meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap produknya.
Dari Kesuksesan hingga Kebermanfaatan
Berawal dari usaha kecil yang dikelola sang ibu, Wahyu kini telah berhasil membawa bisnisnya naik kelas. Berkat kerja kerasnya, di usia 24 tahun ia sudah mampu membeli rumah sendiri. Namun, bagi Wahyu, kesuksesan bukan hanya tentang keuntungan semata. Ia juga aktif berbagi kepada masyarakat, khususnya pelaku UMKM lainnya yang ingin berkembang.
Ia sering mengadakan pelatihan bisnis bagi ibu-ibu rumah tangga dan anak muda di Madiun yang ingin belajar cara berwirausaha. Menurutnya, berbagi ilmu dan pengalaman adalah bentuk syukur atas rezeki yang telah ia terima.
“Saya ingin usaha ini tidak hanya menguntungkan diri sendiri, tapi juga bermanfaat bagi banyak orang. Kalau kita sukses, kita harus membantu orang lain untuk ikut maju,” ujar Wahyu dalam sebuah wawancara.
UMKM, Pilar Ekonomi yang Tangguh
Keberhasilan Wahyu Lestari tidak hanya menjadi inspirasi bagi individu, tetapi juga menggambarkan betapa kuatnya UMKM dalam menopang ekonomi daerah. Menurut Direktur Eksekutif Tumanggor Law Firm Ngawi, Tiurma Ida Ria, UMKM di kawasan Mataraman memiliki potensi besar dalam menghadapi tantangan ekonomi.
“Perkembangan UMKM di kawasan Mataraman ini adalah sinyal positif bagi perekonomian regional. Saya yakin UMKM bisa bertahan dalam berbagai kondisi, bahkan saat krisis ekonomi seperti yang sudah kita alami sebelumnya. Small is beautiful. UMKM terbukti mampu bertahan dan beradaptasi dengan perubahan,” ujar Tiurma.
Optimisme ini sejalan dengan langkah Wahyu Lestari yang kini mulai merambah pasar internasional. Dengan permintaan yang terus meningkat, ia sedang dalam proses menjajaki ekspor sambal pecelnya ke beberapa negara, termasuk Malaysia dan Singapura, yang memiliki banyak penggemar kuliner khas Indonesia.
Masa Depan Sambal Pecel Bu Pariyem
Dengan semangat pantang menyerah, inovasi tanpa henti, dan strategi bisnis yang tepat, Wahyu Lestari telah membuktikan bahwa produk tradisional pun bisa berkembang menjadi bisnis yang sukses.
Ke depan, ia bercita-cita menjadikan Sambal Pecel Bu Pariyem sebagai merek global yang bisa dinikmati masyarakat di berbagai belahan dunia. Selain itu, ia juga ingin terus mengembangkan bisnisnya dengan menghadirkan produk-produk kuliner khas Madiun lainnya dalam kemasan modern.
Perjalanan Wahyu Lestari menjadi bukti bahwa dengan tekad kuat, kreativitas, dan kerja keras, siapa pun bisa sukses di dunia usaha. Dari warung kecil di sudut kota Madiun, kini ia telah membawa sambal pecel ke level yang lebih tinggi, membuktikan bahwa warisan kuliner tradisional Indonesia memiliki potensi besar di kancah global. (r1ck)