LUMAJANG, LINTAS NUSANTARA — Nangka Raya Empire Angkat Suara! Achmad Fais Ali, seorang guru honorer yang baru saja dipecat dari lembaga pendidikan tempatnya mengabdi, melontarkan kritik tajam terhadap kebijakan efisiensi yang digalakkan oleh pemerintah pusat Republik Indonesia. Pemangkasan anggaran yang signifikan telah menyebabkan banyak tenaga pendidik kehilangan pekerjaan, termasuk dirinya.
Dalam pernyataannya, Achmad Fais menyoroti tren dan tagar #KaburAjaDulu yang tengah marak di media sosial. Ia membandingkan fenomena ini dengan sejarah Nabi Muhammad SAW yang memilih hijrah ke Madinah saat menghadapi persekusi di Mekkah. Menurutnya, langkah hijrah tersebut merupakan upaya strategis untuk membangun komunitas Islam yang lebih kuat dan mandiri.
“Aku bisa memahami kenapa banyak anak muda menyuarakan #KaburAjaDulu. Kalau kamu memilih itu, aku oke aja,” ujar Achmad Fais. Pernyataan ini mencerminkan empatinya terhadap generasi muda yang merasa frustasi dengan kondisi negara saat ini.
Achmad Fais juga mengkritik tajam situasi Indonesia yang menurutnya semakin suram, terutama terkait tingkat korupsi yang kian akut. Ia menyoroti pemangkasan besar-besaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebagian besar dialokasikan untuk proyek investasi global DANANTARA. Menurutnya, proyek ini membuka lebar peluang korupsi, sementara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak dapat melakukan penyidikan tanpa izin dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). “Gila!” serunya, mengekspresikan kekecewaannya terhadap sistem yang ada.
Selain itu, ia menyoroti sistem pendidikan nasional yang menurutnya tidak berdaya dan sering menjadi celah masuknya hal-hal yang seharusnya dilindungi. “Oalaaaah…” keluhnya, menggambarkan keprihatinannya terhadap kondisi pendidikan di Indonesia.
Sebagai juru bicara Nangka Raya Empire, komunitas politik terkuat di Kota Jember yang aktif menyuarakan hak-hak anak jalanan, musik punk, dan penguatan informasi publik, Achmad Fais terus berkomitmen untuk memperjuangkan keadilan sosial dan transparansi. Meskipun telah kehilangan pekerjaannya sebagai guru honorer, semangatnya untuk memperbaiki kondisi masyarakat tidak surut.
Fenomena #KaburAjaDulu mencerminkan kekecewaan generasi muda terhadap situasi politik dan ekonomi Indonesia saat ini. Banyak yang merasa bahwa meninggalkan negara ini sementara waktu adalah solusi untuk mencari peluang yang lebih baik di tempat lain. Namun, pernyataan Achmad Fais menunjukkan bahwa meskipun memahami alasan di balik gerakan ini, ia tetap berharap adanya perubahan positif di tanah air.
Kritik dan pandangan yang disampaikan oleh Achmad Fais Ali menjadi cerminan dari keresahan masyarakat terhadap berbagai kebijakan pemerintah yang dianggap tidak berpihak pada rakyat. Diharapkan, suara-suara seperti ini dapat menjadi pemicu bagi perubahan yang lebih baik di masa mendatang. (r1ck)