JEMBER, LINTAS NUSANTARA – Pakar Kebijakan Kritik DPRD Jember, Keputusan Komisi C DPRD Jember yang memperbolehkan truk pengangkut material PT Imasco dengan kapasitas tonase lebih dari 30 hingga 36 ton untuk melintas di jalan Puger-Rambipuji pada malam hari, yakni mulai pukul 20.00 hingga 04.00 WIB, menuai kritik tajam dari berbagai pihak, termasuk pemerhati kebijakan publik Husnul Arifin Mansur.
Menurut Husnul, kebijakan ini menunjukkan bahwa Komisi C DPRD Jember kurang mencermati aspirasi rakyat. Sebab, yang dikeluhkan oleh masyarakat bukan hanya soal gangguan lalu lintas semata, tetapi lebih kepada rusaknya infrastruktur jalan akibat beban berat yang terus-menerus melintas.
“Masalah utama bukan hanya macet atau gangguan lalu lintas di siang hari. Yang lebih parah adalah dampak jangka panjang, yaitu hancurnya jalan Puger-Rambipuji akibat tonase yang melebihi kapasitas. Jalan yang sudah rusak ini malah akan semakin hancur jika tetap diizinkan dilewati, walaupun hanya di malam hari,” tegas Husnul.
Jalan Puger-Rambipuji dalam Kondisi Rusak Parah
Husnul mengungkapkan bahwa kondisi jalan Puger-Rambipuji saat ini sudah mengalami banyak kerusakan, mulai dari aspal yang mengelupas, jalan berlubang, hingga permukaan yang tidak rata. Hal ini diperparah dengan musim hujan yang semakin mempercepat degradasi jalan. Seharusnya, kata Husnul, pemerintah daerah dan DPRD lebih fokus pada upaya perbaikan jalan daripada mengambil keputusan yang justru berpotensi memperburuk keadaan.
“Jalan Puger-Rambipuji sudah lama menjadi keluhan masyarakat. Banyak pengendara motor yang terjatuh akibat jalan berlubang. Bahkan, kecelakaan sering terjadi karena kondisi jalan yang tidak layak. Lalu sekarang, Komisi C malah membolehkan truk bermuatan berat melintas? Ini keputusan yang tidak berpihak pada rakyat,” ujarnya dengan nada kecewa.
Mengapa Tidak Menunggu Perbaikan Selesai?
Lebih lanjut, Husnul mempertanyakan mengapa Komisi C DPRD Jember tidak menunggu selesainya proyek perbaikan jalan yang kabarnya sudah dianggarkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Ia menilai, kebijakan ini terlalu terburu-buru dan terkesan lebih mengutamakan kepentingan perusahaan dibandingkan kesejahteraan masyarakat.
“Seharusnya, DPRD bersabar dan menunggu hingga jalan benar-benar diperbaiki sebelum mengambil keputusan seperti ini. Kalau jalan sudah diperbaiki lalu dilewati truk berat lagi, ya pasti akan cepat rusak lagi. Ini seperti menggali lubang tanpa menutup yang lama,” kata Husnul dengan nada geram.
Ia juga mengingatkan bahwa pembangunan infrastruktur jalan membutuhkan biaya yang tidak sedikit, dan jika perbaikan jalan terus dilakukan tanpa solusi jangka panjang, maka anggaran daerah akan terus terkuras.
“Jangan sampai perbaikan jalan ini hanya jadi proyek jangka pendek yang tidak efektif karena kebijakan yang tidak tepat. Seharusnya ada regulasi yang lebih ketat mengenai kendaraan berat yang melintas,” tambahnya.
Ada Apa di Balik Keputusan Ini?
Di akhir komentarnya, Husnul tak bisa menutupi kecurigaannya terhadap keputusan Komisi C DPRD Jember. Ia mempertanyakan apakah ada faktor lain yang melatarbelakangi kebijakan ini.
“Saya hanya ingin bertanya, ada apa ini? Mengapa keputusan ini seolah dipaksakan? Kenapa tidak mempertimbangkan dampak jangka panjangnya? Apakah ini benar-benar demi kepentingan rakyat, atau ada kepentingan lain yang lebih besar?” tanyanya retoris.
Menurutnya, DPRD seharusnya lebih transparan dalam mengambil kebijakan, terutama yang berkaitan dengan kepentingan publik. Ia juga meminta agar masyarakat terus mengawal dan menyuarakan aspirasi agar kebijakan yang diambil benar-benar berpihak kepada kepentingan rakyat, bukan hanya kepada segelintir pihak tertentu.
“Kalau kebijakan ini tetap dijalankan, maka rakyatlah yang akan menanggung akibatnya. Kita tidak bisa hanya diam melihat jalan yang sudah rusak menjadi semakin parah. Saya harap ada evaluasi ulang dari keputusan ini sebelum terlambat,” tutupnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari Komisi C DPRD Jember terkait kritik yang disampaikan oleh Husnul Arifin Mansur. Namun, polemik ini dipastikan masih akan terus bergulir, mengingat besarnya dampak yang ditimbulkan dari keputusan tersebut terhadap kondisi jalan dan kehidupan masyarakat di sekitar Puger-Rambipuji. (r1ck)